Nasihat Guru untuk Murid

Nasihat Guru untuk Murid

 

Oleh: Prito Windiarto, S.Pd.

 

Menjelang masa akhir sekolah, tak ada salahnya guru lebih menyeringkan memberikan nasihat bagi anak didiknya. Ya semacam wasiat terakhir. Semoga saja itu bisa menjadi pengingat dan harta berharga bagi seorang murid.

Sebelum melangkah lebih jauh saya ingin mengulas dulu tentang hal yang paling diingat murid. Berikut penjelasannya.

10 tahun mendatang, murid yang diajari guru, bisa jadi melupakan pelajaran yang dipelajari. Coba saja sodorkan soal matematika SMP pada orang tua/kakak kalian, apakah mereka masih ingat? Ah, rata-rata sih tidak. Lalu apa yang biasanya mereka ingat?

  1. Karekteristik sahabat, teman, guru, dll

Ya, persahabatanlah yang kadang lebih “abadi” dari sekadar masa sekolah. Sekolahnya 3 tahun, tapi persahabatannya bertahun-tahun. Dalam persahabatan itu, yang menjadi nostalgia biasanya adalah karakteristik, “Uh… Si anu itu ya, orangnya pendiam sekali dulu itu. Sekarang, alhamdulillah lebih cair.”

“Eh, Hany yang kembang sekolah itu? Dia sudah menikah ya?”

“Pak Rinto itu kalau ngajar suaranya pelan banget ya” dll.

 

  1. Peristiwa (kejadian) yang “penting”

Kata penting sengaja saya beri tanda petik karena penting satu orang dengan yang lainnya berbeda. Barometer penting di sini adalah peristiwa yang tak terlupakan. Misal ada  kejadian pelantikan angggota OSIS atau pramuka, atau acara kenaikan kelas. Bisa juga kejadian naksir pertama, dll

Banner Iklan Sariksa

 

  1. Nasihat/Petuah Berharga

Nah, hal lain yang biasanya diingat murid adalah nasihat atau petuah berharga, baik dari teman, guru, kepala sekolah, dll. Nasihat yang baik itu akan tertantap mantap di sanubari. Bahkan bisa jadi menjadi prinsip hidup. Saya sendiri termasuk pribadi yang mengenang masa lalu dengan indah karena adanya nasihat dari orang-orang sekeliling, dulu. Saya bisa mengenang masa lalu dengan kesyukuran karena ada banyak orang yang meberikan ansihat, meneguhkan, menentramkan, memotivasi dan memberi arah jalan.

 

Inilah salah satu alasan mengapa saya bermaksud menyampaikan nasihat pada murid-murid saya. Semoga saja, bertahun kemudian masih ada yang ingat nasihat ini.

Alasan selanjutnya, nasihat adalah hal yang dianjurkan dalam agama Islam. Rasulullah saw. Bersabda: “Addinu Nashihah” agama itu nasihat.

Selain itu dalam Al Quran, Allah berfirman dalam surat Al Ashr agar kita saling nasihat menasihati dalam kebaikan dan sabar. Karena itu, mari saling menasihati. Bukan maksud gaya-gayaan, atau so’ bijak. Toh yang memberi nasihat belum tentu lebih baik.

Meski begitu itu bukan alasan untuk tidak saling menasihati.

 

Baik, tanpa berpanjang lebar lagi, inilah nasihat guru untuk murid yang pertama:

 

  1. Memaksakan diri

Ya. Dalam hidup ini ada kalanya, pada satu masa kita harus bisa memaksa diri kita sendiri. Memaksa untuk keluar dari zona nyaman. Memaksa utuk mengalahkan kemalasa. Yang membedakan satu orang dengan lainnya bisa jadi adalah soal maksa memaksa ini. Orang sukses mau memaksakan diri, belajar terus, bekerja  dengan segenap kemampuan, mengalahkan malas yang mendera. So, ayo, kalau mau sukse, paksakan diri, jangan turutkan hawa nafsu.

Bersambung di Nasihat Guru Untuk Murid berikutnya, insyaAllah

 

Satu pemikiran pada “Nasihat Guru untuk Murid”

Tinggalkan komentar